Sabtu, 16 Juni 2012

3 SEKAWAN SELUMENA.


JEMAAT SELUMENA (KAMAL) SERAM BAGIAN BARAT



Kamal merupakan salah satu Jemaat yang berada di wilayah pelayanan Klasis GPM Kairatu.
Jemaat GPM Kamal merupakan jemaat pluralis/ heterogen, yang bukan saja dihuni oleh warga asli Kamal ( suku Alune - Melanesia )  tetapi juga warga dari Booi (transmigrasi lokal, 1965) maupun migrasi dari daerah lainnya (Lease, Maluku Tenggara, Maluku Utara, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, dll)  yang sekarang telah menyatu menjadi warga Jemaat GPM Kamal. Mereka datang di Jemaat GPM Kamal untuk merubah nasib dengan bekerja menjadi karyawan/ karyawati pada PT. Artika Optima Inti - Djayanti Group Seram Plywood Waisarissa. Walaupun perusahan tersebut telah failid beberapa tahun yang lalu namun ada karyawannya yang tidak kembali lagi ke daerah asal mereka namun memutuskan untuk tetap tinggal di Kamal dengan beralih profesi sebagai pedagang, tukang ojek, nelayan, bahkan ada yang telah menjadi pegawai negeri sipil.
Selain sebagai karyawan,  ada juga yang datang dan tinggal di Jemaat GPM Kamal karena tuntutan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI/POLRI, maupun berdagang, dll.
Tetapi ada juga yang datang dan menjadi beban pemerintah karena tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga mempengaruhi statistik, bertalian dengan bertambahnya angka penggangguran.
Warga GPM yang ada di Kamal hidup bersama sebagai warga masyarakat dengan denominasi gereja lain (Katholik, Gekari, GIKI, Alfa Omega, GBI, Advent) dan juga dengan saudara-saudara lain yang beragama Muslim, Hindu, Budha maupu Konghucu.
Negeri Kamal sering juga disebut sebagai “Indonesia Mini” karena terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, golongan, agama, dll.

Letak Geografis
Letak geografisnya Negeri/ Jemaat GPM Kamal, adalah sebagai berikut :
o   Sebelah Timur (bagian pesisir maupun pegunungan), berbatasan dengan Negeri  Nuruwe.
o   Bagian Selatan, berbatasan dengan Laut Seram.
o   Sebelah Barat (bagian pesisir, berbatasan dengan Waisarisa/ Sarihalawane dan bagian pegunungan berbatasan dengan Negeri Lumoly (Kec. Seram Barat-Piru)
o   Sebelah Utara, berbatasan dengan Negeri Riring Rumahsoa dan Negeri Neniari (Kec. Taniwel)

Jemaat GPM Kamal / Negeri Kamal yang dalam status adat disebut dengan nama :  SELUMENA,  memiliki wilayah pelayanan yang terbentang di bagian pesisir, yaitu dari : Tanjung Kapur Labuhan Timur di bagian timur sampai dengan sungai Aru di bagian barat.(*)
(* )sumber EDY MONATEN.

SELUMENA DARI PUNCAK BUKIT KALA.

Kamis, 06 Oktober 2011

"Biarkan Kami Bakalae”

oleh; Pdt .J.MANUPUTTY

Bilanglah padaku,
Baikan mana, damai atau konflik?
Sebab di negeriku damai dan konflik beriring “badendang.”
Pagi “Bakalae,” malam “Baku bae.”

Lalu mengapa pula kau bilang bakalae harus didamaiakan?
Bila bakalae seluhurnya adalah cara kami kembalikan keseimbangan
Antara langit dan bumi, laut dan pantai, Siwa dan Lima, ale deng beta
Kami perlukan bakalae, ketika kata-kata tlah dikotori muslihat
Dan orang-orang lebih suka bersandiwara
Tempiaskan senyuman dari hati yang mendendam
Ataupun hunuskan keris dibalik tangan yang memeluk
Karenanya kami telah belajar bakalae sejak masa kanak
Menarik garis batas diantara dua petarung
Tanpa seorangpun boleh “tacampor.”

Kami bakalae hingga bermandi darah
Namun dengan darah pula kami baku bae
Meneguknya bersama ketika bakalae telah berakhir
Tanpa peduli siapakah pemenangnya
Karena baku bae adalah keluhuran para petarung adat
Yang wajib dilakukan, seiring berakhirnya bakalae
Tanpa seorangpun boleh “tacampor.”

Biarkanlah kami bakalae, seturut aturan anak adat di negeri ini
Jangan pernah kau campuri dan kotori keluhurannya
Tidak pula harus kau anjurkan baku bae bagi kami
Kerna sebagaimana kami adalah anak-anak bakalae
Begitulah pula kami adalah anak-anak baku bae

SAMA RASA SAKI-SAMA RASA BAE


Ku berikan jiwa yang terbelenggu ngantuk,,
siapa tak kuat,siapa tak menahan,siapa yang harus mengalah,,
kami darah pejuang kapitan kami menerobos masuk meriam dan senjata
Demi tanah tumpah Darah menjanjikan semangat ORANG SUDARA..
ale rasa beta rasa,,
ku berdiri teriakan semua perjuangan untuk tanah moyangku
yang dilanda kepehitan menjawab semua cobaan..
di sini di bumi sirimau kami pijakan kaki,
dalam rumah tua Maluku
kami berteriak dan terus berteriak
saatnya kami bekukan semua permainanmu
yang mencoba menghancurkan Darah siwalima kami.
Sampai mentari tak bersinar lagi di negeri kami
Kami tetap siwalima….
Sama-sama rasa saki
Sama-sama rasa bae.

HUTAN SAHABATKU


Aku lahir diantara ribuan  pohon yang rimbun.….
Dimana aku melihat indahannya hutanku…
Semua mempesona bahkan membuat aku terkagum-kagum…
Disini aku tumbuh dewasa hingga akhirnya salah dan benar aku kenali…

Hutan  yang dikatakan sebagai nafas bumi ini..
Hampir tak ingin menjadi  sahabatku lagi…
Itu semua karena ulah manusia yang sangat serakah akan kehidupan duniawi
Tapi kenapa orang yang seperti itu selalu dilindungi..??
Apakah dunia ini sudah tidak adil lagi..??

Aku berteriak diatas tebing tinggi….
Menatap ke seberang tebing tempat tinggal ku..
Wahai..teman…wahai sahabat..wahai kakak..
Ayo kita menanam pohon untuk hutan  kita..
Kita tidak akan diam melihat hutan kita …yang setiap hari dirusak…

Wahai hutan..hutan…
Kepedihanmu kepedihanku juga..
Walaupun sekarang kamu sudah tidak secantik dulu…
Aku siap memberikan segenap ragaku untuk membuatmu cantik kembali…
Agar kau bisa tersenyum disaat mentari menyinarimu….
Hutan… kau dan aku,kami semua BERSAHABAT.


(#UNTUK ADIK-ADIK GUNUNG MIMPI..PUISI INI KHUSUS BUAT KALIAN DAN UNTUK KALIAN..SEBAGAI TANDA UCAPAN TERIMA KASIH SUDAH MEMPERKENALKAN TEMPAT YANG TERBAIK UNTUK MELIHAT DAN MENIKMATI PANORAMA KOTA AMBON.SEUMUR HIDUP BARU PERNAH BETA RASAKAN BISA DAPA LIAT PANORAMA KOTA AMBON PALING MENAWAN.#)

Selasa, 23 Agustus 2011

MALUKU DARAH PEJUANG

Hai Pahlawan kami,
Kau selalu melindungi kami
Kau telah berjuang untuk kami
Dan seluruh warga-warga dan teman-teman kami
Juga negara Indonesia demi kami
Seandainya itu semua
Bukan dari pengorbanan yang rela
Dan semangat om Thomas mathulessy kita
Maka negara ini akan hancur selamanya
Jadi, terimalah terimakasih kami semua
Om Thomas mathulessy
Dahulu maluku selalu diinjak-injak
Tetapi sekarang tidak lagi
Karena dahulu om Thomas matulesy berjuang keras
Untuk menyelamatkan rakyat maluku
Pengorbanan...
Detik-detik penuh dengan ancaman
Ketiga raga di pucuk darah penghabisan
Mata tombak dan parang salawaku yang selalu mengintai
Darah mengucur deras bagai badai
Tak kenal senjata, tak kenal mati
Hanya kaulah pahlawan sejati untuk maluku
Senyum Suci..
Senyum suci tlah kauraih
terima kasih pahlawan suci
semangat juang tinggi tlah kauraih
hingga fajar kemuliaan Maluku
Selalu terbit di timur Indonesia,
Untuk patimura muda………….Tunjukan JaTi Diri ORANG MALUKU Dara Pejuang Mengalir Dalam Nadi..


'MARI MAJU MALUKU TUNJUKAN PADA DUNIA KATONG DARA PEJUANG'